Rabu, 24 Mei 2017

Tugas Ke-3 Matematika & Ilmu Alamiah Dasar

A. Perkembangan Seksual dan Aseksual

1. Perkembangan Seksual
Perkembangbiakan seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat terbentuk individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
  1. Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa Partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.
  2. Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.
  • Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya Paramecium.
  • Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya peleburan mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan ovum di dalam rahim.
Contoh Perkembangbiakan secara Seksual:
  • Aves
Fertilisasi internal dengan kloaka. Semua jenis burung bereproduksi dengan cara bertelur (ovipar). Ada burung yang mengerami telurnya, ada yang menyimpannya dalam lubang-lubang yang ditutupi daun, ada pula yang menyimpan telurnya didalam pasir. Seekor burung sekali musim hanya mampu bertelur beberapa butir saja. Pada burung merpati, sekali musim bertelur mengeluarkan 2 butir telur yang akan menetas menghasilkan burung jantan dan betina. Embrio yang berkembang dalam cangkang mendapat makanan dari cadangan makanan yang tersimpan dalam telur tersebut.
  • Amfibi
Seperti pada ikan, katak juga bertelur dengan fertilisasi eksternal. Telur yang telah dibuahi akan bergerombol dipermukaan air. Setelah enam hari telur akan menetas menghasilkan berudu atau kecebong. Berudu hidup di dalam air dan bernafas dengan insang. Setelah mengalami metamorfosis selama 1- 3 bulan, ia akan berubah bentuk menjadi katak. Pada umur satu tahun katak telah menjadi dewasa.

2. Perkembangan Aseksual
Reproduksi aseksual adalah reproduksi dimana keturunan timbul dari orangtua tunggal, dan mewarisi gen dari satu orang tua. Aseksual adalah reproduksi yang tidak melibatkan meiosis, ploidi pengurangan, atau fertilisasi. Pengertian lain yaitu, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.

Contoh Perkembangbiakan secara Aseksual:
  • Membelah diri (pembelahan biner), yaitu pembelahan diri dari satu sel menjadi dua sel baru. Misalnya, terjadi pada Protozoa.
  • Fragmentasi, yaitu pemisahan sebagian sel dari suatu koloni dan selanjutnya membentuk koloni sel baru. Misalnya, terjadi pada Volvox.
  • Sporulasi atau pembentukan spora, misalnya Plasmodium (penyebab malaria) pada fase oosit. Oosit akan membelah dan selanjutnya akan menghasilkan Sporozoit.
  • Pembentuhan tunas, misalnya pada hewan Hydra dan Porifera
  • Regenerasi, yaitu sebagian tubuh terpisah dan selanjutnya bagian tadi dapat tumbuh menjadi individu baru yang lengkap. Misalnya pada Planaria dan Bintang Laut.
B. Geografi Dalam Kehidupan Manusia
1. Penyebaran Mahkluk Hidup
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di muka bumi. Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih hidup dan organisme yang sudah punah. Dalam biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor penghalang yang utama adalah iklim dan topografi. Selain itu, faktor penghalang reproduksi dan endemisme menjadi pengendali penyebaran organisme.

Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan, spesies-spesies berasal dari suatu tempat, tetapi selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut kemudian mengadakan diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Akibat dari hal tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang berbeda-beda. Luas daerah yang dapat ditempati tumbuhan maupun hewan, berkaitan dengan kesempatan dan kemampuan mengadakan penyebaran. Biogeografi mempelajari penyebaran hewan maupun tumbuhan di permukaan bumi. Ilmu yang mempelajari peyebaran hewan di permukaan bumi disebut zoogeografi.

Persebaran organisme di bumi dipengaruhi oleh beberapa Faktor sebagai berikut:
  • Lingkungan
Dua faktor lingkungan utama yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian permukaan bumi, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
  • Sejarah geologi
Kira-kira 200 juta tahun yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua utama bersatu dalam superbenua (supercontinent) yang disebut Pangaea. Hipotesis ini disampaikan seorang ilmuwan Jerman. Alfred Weneger pada tahun 1915. Hipotesis ini disampaikan lewat bukunya yang berjudul Asal-usul Benua-Benua dan Lautan.
  • Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies.

Tiga faktor inilah yang menentukan adanya variabilitas biogeografi, namun tentunya ada faktor lain yang menentukan variabilitas yaitu variasi genetic hasil perkawinan dan mutasi genetic.

Secara alamiah di alam ini terdapat beraneka ragam jenis kehidupan. Kehidupan tersebut tersebar di berbagai lapisan biosfer, seperti di permukaan bumi, di dalam tanah, air, dan udara. Masing-masing kehidupan berbeda satu sama lain, bahkan makhluk hidup yang terdapat pada satu lapisan pun masih terdiri atas bermacam jenis. Terjadinya keanekaragaman makhluk hidup ditentukan oleh berbagai hal, antara lain sebagai berikut:
  • Proses Perkembangan Makhluk Hidup (Evolusi)
Dalam masa kehidupan suatu jenis makhluk hidup terjadi proses perkembangan dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih sempurna. Perubahan tersebut terjadi secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama sekali.
  • Seleksi Alam
Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup oleh alam sehingga yang tetap tinggal hanyalah makhluk hidup yang mampu menyesuaikan diri.
  • Penyesuaian Diri Terhadap Lingkungan (Adaptasi)
Jika suatu makhluk hidup ingin tetap tinggal hidup maka dia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya. Sebagai contoh, kucing di daerah tropis memiliki bulu yang lebih tipis dibanding kucing yang hidup di daerah beriklim dingin. Makhluk tersebut dapat dikatakan telah beradaptasi dengan lingkungannya masing-masing.

2. Pembagian Wilayah Berdasarkan Iklim

Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan ketinggiannya di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan ketinggian tersebut, maka iklim dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu iklim matahari dan iklim fisis.

a. Iklim Matahari
Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pembagiannya dapat Anda perhatikan pada gambar 24 berikut.

1.) Iklim Tropis
Iklim tropis terletak antara 0° – 23 1/2° LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi.

Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:
  • Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.
  • Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 – 5°C, sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.
  • Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
  • Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.
2.) Iklim Sub Tropis
Iklim sub tropis terletak antara 23 1/2° – 40°LU/LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang.

Ciri-ciri iklim sub tropis adalah sebagai berikut:
  • Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang.
  • Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas.
  • Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
  • Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.
3.) Iklim Sedang
Iklim sedang terletak antara 40°- 661/2° LU/LS.

Ciri-ciri iklim sedang adalah sebagai berikut:
  • Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai secara tiba-tiba.
  • Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
4.) Iklim Dingin (Kutub)
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.

Ciri-ciri iklim tundra adalah sebagai berikut:
  • Musim dingin berlangsung lama
  • Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
  • Udaranya kering.
  • Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
  • Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
  • Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah.
  • Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
  • Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia.
Sedangkan ciri-ciri iklim es atau iklim kutub adalah sebagai berikut:
  • Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.
  • Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.
b. Iklim Fisis
Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan.

Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).

1.) Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.

Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai berikut:
  • Suhu rata-rata tahunan rendah;
  • Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
  • Banyak awan, dan
  • Sering hujan lebat disertai badai.
Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
  • Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;
  • Banyak awan;
  • Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;
  • Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.
2.) Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40, yaitu sebagai berikut:
  • Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil; dan
  • Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
  • Amplitudo suhu tahunan besar;
  • Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah; dan
  • Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
3.) Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
  • Amplitudo suhu harian dan tahunan besar;
  • Udara kering,
  • Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah; dan
  • Jarang turun hujan.
4) Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
  • Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi;
  • Terdapat di daerah sedang;
  • Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;
  • Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan;
  • Kadang banyak turun salju.
5) Iklim Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
  • Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan;
  • Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan musim kemarau.
Selain pembagian iklim menurut letak garis lintang dan ketinggian tempat, berikut ini akan diuraikan tentang pembagian iklim menurut beberapa para ahli antara lain:

a. Pembagian Iklim Menurut Dr. Wladimir Koppen


Pada tahun 1918 Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.

Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:
  • suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
  • suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
  • curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
  • tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.
Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut:
  • Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);
  • Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;
Iklim C atau iklim sedang. Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara 18° sampai -3°C.

Iklim D atau iklim salju atau microthermal. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.

Iklim E atau iklim kutub . Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.

Dari kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya diperinci lagi menjadi beberapa macam iklim, yaitu:

Daerah iklim A, terbagi menjadi empat macam iklim, yaitu sebagai berikut:
  • Af = Iklim panas hujan tropis.
  • As = Iklim savana dengan musim panas kering.
  • Aw = Iklim savana dengan musim dingin kering.
  • Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar.
Daerah iklim B, terbagi menjadi dua macam iklim, yaitu:
  • Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun (BW) dan iklim lembab dari iklim A, C, dan D.
  • BW = Iklim gurun.
Daerah iklim C, terbagi menjadi tiga macam iklim, yaitu:
  • Cs = Iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering atau iklim lembab agak panas kering.
  • Cw = Iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang kering atau iklim lembab dan sejuk.
  • Cf = Iklim sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan.
Daerah iklim D, terbagi dua macam iklim, yaitu:
  • Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering.
  • Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.
Daerah iklim E, terbagi menjadi 2 macam iklim, yaitu:
  • ET = Iklim tundra, temperatur bulan terpanas antara 0 sampai 10C.
  • Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es abadi.
Perlu diketahui bahwa menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D.
  • Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.
  • Aw = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.
  • C = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.
  • D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.
b. Pembagian Iklim Menurut F. Junghuhn

Menurut Junghuhn pembagian daerah iklim dapat dibedakan sebagai berikut:
  • Daerah panas/tropis
Tinggi tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.
  • Daerah sedang
Tinggi tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.
  • Daerah sejuk
Tinggi tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.
  • Daerah dingin
Tinggi tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya tidak ada tanaman budidaya.

c. Iklim Schmidt–Ferguson

Schmidt–Ferguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah. Suatu bulan disebut bulan kering, jika dalam satu bulan terjadi curah hujan kurang dari 60 mm. Disebut bulan basah, jika dalam satu bulan curah hujannya lebih dari 100 mm.

Iklim Schmidt dan Ferguson sering disebut juga Q model karena didasarkan atas nilai Q. Nilai Q merupakan perbandingan jumlah ratarata bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah. Nilai Q dirumuskan sebagai berikut.

Nilai Q ditentukan dari perhitungan rata-rata bulan kering dan bulan basah selama periode tertentu, misalnya 30 tahun. Contoh penentuan iklim daerah X berdasarkan nilai Q.

Diketahui:
Selama 30 tahun, jumlah rata-rata bulan kering = 2 dan jumlah ratarata bulan basah = 8.
Berdasarkan tabel 7.3, daerah X dengan nilai Q = 0,25 termasuk beriklim B atau basah.
 
d. Iklim Menurut Oldeman

Penentuan iklim menurut Oldeman menggunakan dasar yang sama dengan penentuan iklim menurut Schmidt-Ferguson, yaitu unsur curah hujan. Bulan basah dan bulan kering dikaitkan dengan kegiatan pertanian di daerah tertentu sehingga penggolongan iklimnya disebut juga zona agroklimat. Misalnya, jumlah curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk membudidayakan padi sawah. Sedang untuk membudidayakan palawija, jumlah curah hujan minimal yang diperlukan adalah 100 mm tiap bulan. Selain itu, musim hujan selama 5 bulan dianggap cukup untuk membudidayakan padi sawah selama satu musim.

Dalam metode ini, dasar penentuan bulan basah, bulan lembap, dan bulan kering sebagai berikut.

a. Bulan basah, apabila curah hujannya > 200 mm.
b. Bulan lembap, apabila curah hujannya 100–200 mm.
c. Bulan kering, apabila curah hujannya < 100 mm.
 
Berikut ini adalah tipe-tipe iklim menurut Oldeman.
Iklim A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.
Iklim B : Jika terdapat 7–9 bulan basah berurutan.
Iklim C : Jika terdapat 5–6 bulan basah berurutan.
Iklim D : Jika terdapat 3–4 bulan basah berurutan.
Iklim E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.

3. Pembagian Wilayah Penyebaran Binatang
Persebaran Fauna yang ada di wilayah Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga corak yang berbeda, yaitu fauna bagian barat Indonesia, tengah Indonesia, & timur Indonesia. Garis yang memisahkan fauna dari Indonesia bagian Barat dan bagian Indonesia Tengah dinamakan garis Wallace, sedangkan garis yang memisahkan fauna dari bagian Tengah Indonesia dan bagian Indonesia Timur dinamakan Garis Weber.

Pesebaran ini dikelompokan berdasarakan pengamatan serta garis persebaran yang dibuat oleh Wallace dan Weber. Fauna yang ada di persebaran wilayah Indonesia bagian Barat memiliki ciri atau tipe seperti halnya fauna di daerah Asia sehingga disebut tipe fauna Asiatis (Asiatic). Fauna yang ada di wilayah Indonesia bagian Timur memiliki ciri atau tipe yang mirip dengan fauna yang hidup di Benua Australia sehingga disebut tipe fauna Australis (Australic). Fauna yang ada di wilayah Indonesia bagian Tengah merupakan fauna peralihan yang ciri atau tipenya berbeda dengan fauna Asiatis maupun Australis. Faunanya memiliki ciri tersendiri yang tidak ditemukan di tempat lainnya di daerah Indonesia. Fauna tipe ini di sebut fauna Endemik.
  • Fauna Indonesia bagian Barat
Fauna dengan persebaran di bagian Indonesia Barat atau tipe Asiatis mencakup wilayah Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Mamalia berukuran besar banyak ditemui di wilayah Indonesia ini seperti Gajah, Macan, Tapir, Badak Bercula Satu, Banteng, Kerbau, Rusa, Babi hutan, Orangutan, Monyet, Bekantan, dan lain-lain. Di samping persebaran mamalia, di wilayah Indonesia ini banyak pula ditemui reptil seperti Ular, Buaya, Tokek, Kadal, Biawak, Bunglon, Kura-kura, dan Trenggiling. Berbagai jenis persebaran burung yang dapat ditemui seperti Burung Hantu, Gagak, Jalak, Elang, Merak, Kutilang & berbagai macam unggas. Berbagai macam ikan air tawar seperti Pesut (sejenis lumba-lumba di Sungai Mahakam) dapat ditemui di wilayah Indonesia ini.
  • Fauna Indonesia bagian Tengah
Fauna dengan persebaran di bagian Indonesia Tengah merupakan tipe peralihan atau Austral Asiatic. Wilayah fauna Indonesia Tengah di sebut pula wilayah fauna kepulauan Wallace, mencakup Sulawesi, Maluku, Timor, & Nusa Tenggara serta sejumlah pulau kecil di sekitar pulau-pulau Indonesia tersebut. Fauna yang menghuni wilayah Indonesia ini antara lain babi rusa, anoa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, kuda, sapi, monyet saba, beruang, tarsius, sapi, & banteng. Selain itu terdapat pula reptil, amfibi, & berbagai jenis burung. Reptil yang terdapat di persebaran daerah Indonesia ini di antaranya biawak, komodo, buaya, & ular. Berbagai macam fauna burung yang terdapat di wilayah indonesia ini di antaranya maleo, burung dewata, mandar, raja udang, rangkong, & kakatua nuri.
  • Fauna Indonesia bagian Timur
Fauna dengan persebaran di bagian Timur Indonesia atau disebut tipe Australic tersebar di wilayah Papua, Halmahera, dan Kepulauan Aru. Fauna berupa mamalia yang menghuni wilayah Indonesia ini antara lain kangguru, beruang, walabi, landak irian (nokdiak), kuskus, pemanjat berkantung (oposum layang), kangguru pohon, & kelelawar. Di wilayah persebaran Indonesia ini tidak ditemukan kera. Di samping mamalia tersebut, terdapat pula persebaran reptil seperti biawak, buaya, ular, kadal. Keragaman berbagai jenis burung ditemui di wilayah persebaran Indonesia ini di antaranya burung cenderawasih (burung endemik ciri khas Indonesia timur), nuri, raja udang, kasuari, dan namudur. Jenis ikan air tawar yang ada di relatif sedikit.

C. Ekologi & Dampak Perkembangan IPTEK Terhadap Kehidupan Manusia
1. IPTEK & Perkembangannya
a. Perkembangan IPTEK dewasa ini
Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.

Realita yang memprihatinkan itu bukan dilihat dari prestasi beberapa bidang IPTEK yang telah di capai seperti penemuan aplikasi teknologi DNA, pemuan bibit padi unggul, pemuan vector medan laju percepatan gerak lempeng teknologi, rancangan bangunan pesawat Remotely Pilotely Piloted Vehicle, memperoleh penghargaan Internasional Fellowship L’oreal-unesco for Woman in Science, mendapat medali emas pada Internasional Exhibition of Invention New Techninique and Product memperoleh The First to Nobel Prize di bidang fisika tingkat SMA , hingga temuan nutrisi baru yang di sebut Saputra, yang memang semua itu perlu di syukuri . Tetapi keprihatinan itu muncul pergerakan dampak perkembangan IPTEK itu memang tidak segaris lurus dangan pencipta kesejahteraan masyarakat dalam rangka kebijakan IPTEK secara nasional.

Dampak Positif perkembangan IPTEK :
  • Memberikan berbagai kemudahan.
  • Mempermudah meluasnya berbagai informasi 
  • Bertambahnya pengetahuan dan wawasan
Dampak negative perkembangan IPTEK :
  • Mempengaruhi pola berpikir
  • Hilangnya budaya Tradisional 
  • Banyak menimbulkan berbagai kerusakan
b. Tingkatan Teknologi Berdasarkan Penerapannya
1) Teknologi Tinggi (Hi-Tech).

Suatu jenis teknologi mutakhir yang di kembangkan dari hasil penerapan ilmu pengetahuan terbaru. Contohnya komputer, laser, bioteknologi, satelit komunikasi dan sebagainya. Ciri-ciri teknologi ini adalah padat modal, di dukung rasilitas riset dan pengembangannya, biaya perawatan tinggi, keterampilan operatornya tinggi dan masyarakat penggunanya ilmiah.

2) Teknologi Madya

Suatu jenis teknologi yang dapat dikembangkan dan didukung masyarakat yang lebih sederhana dan dapat digunakan dengan biaya dan kegunaan yang paling menguntungkan. Ciri teknologi madya adalah tidak memerlukan modal yang terlalu besar dan tidak memerlukan pengetahuan baru, karena telah bersifat rutin. Penerapan teknologi madya ini bersifat setengah padat modal dan padat karya, unsur-unsur yang mendukung industrinya biasanya dapat diperoleh dalam negeri dan keterampilan pekerjaannya tidak terlalu tinggi.

3) Teknologi Tepat Guna

Teknologi ini dicirikan dengan skala modal kecil, peralatan yang digunakan sederhanan dan pelaksanaanya bersifat padat karya. Biasanya dilakukan di neraga-negara berkembang, karena dapat membantu perekonomian pedesaan, mengurangi urbanisasi dan menciptakan tradisi teknologi dari tingkat paling sederhana.

2. Pemenuhan Kebutuhan Primer dan Sekunder

a. Peran ilmu pengetahuan dalam pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder

1) Bidang Ekonomi

Ekonomi adalah kebutuhan manusia, maka siapa yang dapat menguasai perekonomian, dialah yang memegang kekuasaan. Pada saat mata pencaharian utama manusia masih menyangkut soal tanah, kaum feodal yang memegang kekuasaan. Sedangkan ketika industri memegang peranan penting dalam penyedian segala kebutuhan manusia. Sekarang kaum kapitalis industrialis telah banyak mengembangkan usahanya hingga melampaui batas negaranya yang di ssebut Multi National Corporation (MNC).

Pada bidang ekonomi, kemajuan IPTEK dapat dirasakan, hal ini dibuktikan karena saat ini banyak orang yang kehidupannya semakin sejahtera berkat usahanya dalam bidang IPTEK. Positifnya dalam bidang ekonomi saat ini adalah pertumbuhan ekonomi semakin meninggi, terjadi indutrialisasi, dan produktivitas dunia industri semakin meningkat. Bila negatifnya persaingan dalam dunia pekerjaan semakin tinggi, mampu menjadikan produk kedokteran sebagai komoditri, terbukanya pasar bebas, pengangguran dimana-mana.

2) Bidang Sosial

Kehidupan sosial di pengaruhi oleh kemajuan teknologi. Kebutuhan manusia akan pangan sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dalam bidang pertanian. Begitu juga dengan nilai sosial juga terpengaruh sehingga berubah seiring berjalannya waktu. Pada masa lalu orang merasa bahwa menjadi pegawai negeri dinilai lebih tinggi satus sosialnya di bandingkan dengan para pedagang atau pengusaha. Tetapi dengan adanya perubahan tersebut menyebabkan manusia dengan zaman sekarang yang serba meningkat kualitasnya membuat nilai etisnya dan mudah melakukan tindakan yang tercela dan melanggar hukum.

3) Bidang Budaya

Budaya atau kebudayaan adalah kerangka acuan bagi perilaku masyarakat pendukung yang berupa nilai-nilai (kebenaran, keindahan, keadilan, kemanusiaan, dll) yang berpengaruh sebagai kerangka untuk membentuk pandangan hidup manusia yang relative menetap dan dapat dilihat dari warga budaya itu menentukan sikapnya terhadap berbagai gejala dan peristiwa kehidupan. Jadi, Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memenuhi kebutuhan primer dan sekunder manusia itu tergantung pada diri kita sendiri. Dimana masyarakat harus selektif dan dapat bersifat kritis terhadap sebuah perkembangan yang semakin pesat. Jadi dengan semakin mudahnya kehidupan masa sekarang jangan sampai terlupakan mengenai kewajiban kita dalam kehidupan.

b. Perbedaan Kebutuhan Primer dan Sekunder

1) Kebutuhan primer (kebutuhan pokok)

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang haus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusai, seperti : dapat hidup sehat, berpakaian, dan berteduh serta memperoleh pendidikan. Kebutuhan primer ini apabila tidak dipenuhi dapat menimbulkandampak yang negatif.

2) Kebutuhan sekunder (pelengkap)

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannyasetelah kebutuhan primer terpenuhi. Contoh kebutuhan skunder adalah kebutuhan akan radio, TV, atau sepeda motor bagi masyarakat yangpendapatannya masih tergolong rendah.

3. Peranan IPTEK Terhadap Bidang Sosial dan Budaya

Perkembangan IPTEK sangatlah pesat bahkan kita sebagai manusia telah banyak merasakan inovasi – inovasi dampak dari perkembangan IPTEK. Kita sebagai manusia pastilah menunggu – nunggu tentang perkembangan IPTEK yang baru untuk memberikan dampak yang postif terhadap manusia itu sendiri karena dengan adanya teknologi manusia terbantu dengan pekerjaan – pekerjaan yang dilakukannya dalam kehidupan sehari – hari bahkan satu hari pun manusia tidak lepas dari teknologi – teknologi elektronik yang ada diera ini.
  • Bidang sosial
Dalam hal ini bidang sosial manusia dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang ada dimasa kini. Manusia memanfaatkan teknologi yang ada untuk berbagai macam keperluaan seperti untuk berkomunikasi, menambah wawasan dan menghasilkan uang untuk menghidupi dirinya. Akan tetapi setiap hal yang bernilai positif pasti ada dampak – dampak yang ditimbulkan darinya , seperti halnya kemajuan IPTEK dalam bidang sosial. Ada dampak baik dan dampak buruk, dibawah ini adalah dampak berkembangan IPTEK dalam bidang sosial :
  • Dampak Positif
a. Mudahnya berkomunikasi dengan orang – orang yang jarak jauh
b. Waktu dan biaya lebih efisien
c. Mempermudah mencari Informasi yang ingin diketahui serta menambah wawasan dan pengetahuan
d. Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat disampaikan kepada masyarakat.
e. Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh masyarakat.
  • Dampak Negatif
a. Maraknya perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan masyarakat pada dan umumnya dan khususnya remaja
b. Timbulnya kejahatan publik
c. Manusia menjadi malas
d. Kurangnya interaksi langsung antara manusia karena mereka lebih senang mengutarakan pembicaraan melalui dunia maya atau jejaringan sosial
  • Bidang budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Peran IPTEK dalam budaya juga berpengaruh cukup besar dalam hal ini tetapi terkadang seseorang menyalah gunakan IPTEK dalam bidang budaya menjadi tidak baik. Berikut ini adalah dampak perkembangan IPTEK dalam Bidang Budaya :
  • Dampak Positif
a. Kita dapat mengetahui budaya – budaya yang ada di Negara – Negara lain
b. Teknologi yang ada dapat dikolaborasikan dengan budaya – budaya yang ada
c. Dapat menshare budaya yang ada di Negara masing – masing
d. Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.
  • Dampak Negatif
a. Budaya yang ada bisa diklaim oleh Negara lain
b. Dapat merubah budaya yang telah ada karena perkembangan IPTEK yang cukup pesat
c. Kehilangan jati diri budaya yang ada di Negara tersebut
d. Hilangnya semangat Nasionalisme

Sumber:









Tidak ada komentar:

Posting Komentar